Osman
I atau Osman Ghazi (Turki Utsmaniyah: meninggal
1323/4) adalah anak dari Ertugrul Ghazi, bapak dari Wangsa Utsmaniyah dan
merupakan pemimpin pertama dari Negara Utsmaniyah, yang di masanya masih berupa kadipaten kecil. Ia
mewarisi jabatan ayahnya sebagai adipati (bey) di bawah Kesultanan
Seljuk. Saat kesultanan tersebut mengalami gonjang-ganjing, Osman memerdekakan
diri dan memerintah kadipaten berdaulat itu sampai akhir hayatnya pada 1323
atau 1324. Sepeninggalnya, keturunannya menggunakan namanya sebagai nama
dinasti dan negaranya (nama dinasti dan negara tersebut dieja menjadi 'Utsmani'
atau 'Utsmaniyah' dalam bahasa Arab dan Indonesia dan menjadi 'Ottoman' dalam
ejaan barat).
Tidak diketahui secara
pasti tanggal kelahiran Osman dan sangat sulit pula mengetahui awal
kehidupannya karena kurangnya sumber, juga masuknya berbagai mitos dan legenda
tentangnya di masa-masa setelahnya. Dia diperkirakan lahir di pertengahan
abad ketiga belas, kemungkinan tahun 1254 atau 1255 menurut sejarawan
Utsmaniyah abad keenam belas, Kemalpaşazade.
Menurut tradisi Utsmaniyah, Ertuĝrul, ayah Osman, memimpin suku Kayı dari Asia Tengah menuju Anatolia. Dia melarikan diri dari serangan Mongol. Dia berjanji setia kepada Sultan Kayqubad I dari Kesultanan Rum yang memberinya izin mendirikan emirat (kadipaten) di Söğüt yang saat itu merupakan wilayah pinggir Seljuk dan berbatasan dengan Kekaisaran Romawi Timur.
Lokasi ini rupanya menguntungkan. Di
barat, Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium)
yang saat itu melemah. Sementara di timur, pasukan muslim di bawah Turki Seljuk kacau
karena menghadapi agresi Mongol dalam pengepungan Baghdad.
Sekitar tahun 1281, Osman menjadi
adipati dan kepala suku setelah ayahnya meninggal. Pada saat inilah,
banyak para tentara bayaran
berdatangan kepadanya yang dengan harapan dapat melemahkan monarki Ortodoks.
Selain itu, populasi Turki di bawah kepemimpinan Osman I secara terus-menerus
diperkuat dengan banjir pengungsi yang melarikan diri dari Mongol. Dari jumlah
tersebut, tentara Ghazi atau pejuang Islam, pejuang perbatasan
yang percaya bahwa mereka berjuang untuk ekspansi atau membela Islam. Di bawah
kepemimpinan Osman yang kuat dan mampu, prajurit ini segera terbukti menjadi
kekuatan yang tangguh, dan dasar-dasar negara pun dapat dengan cepatnya bisa
diletakkan.
Osman memiliki hubungan dekat dengan
Syaikh Edebali, tokoh sufi terkemuka di wilayahnya. Salah satu kisah paling
terkenal yang berkaitan dengan Osman dan Syaikh Edebali adalah "Mimpi
Osman", kisah yang menceritakan bahwa saat Osman tidur di kediaman Syaikh
Edebali. Osman bermimpi bahwa rembulan muncul dari dada Syaikh Edebali dan
kemudian masuk ke dalam dada Osman sendiri. Kemudian dari pusar Osman tumbuhlah
pohon besar yang menaungi dunia. Di bawah naungan pohon ini ada pegunungan dan
air mengalir dari kaki-kaki gunung ini. Beberapa orang mengambil airnya untuk
minum dan sebagiannya untuk berkebun. Syaikh Edebali kemudian menafsirkan mimpi
Osman bahwa Osman dan keturunannya akan dianugerahi kekuasaan dan putri Syaikh Edebali
sendiri (dilambangkan sebagai rembulan dalam mimpi Osman) akan menjadi istri
Osman.
Kisah mimpi Osman ini ditafsirkan menjadi
tanda bahwa kekuasaan Osman dan keturunannya adalah pemberian Tuhan. Namun
selain kekuasaan yang diberikan, mimpi itu juga secara implisit bermakna bahwa
Osman dan keturunannya harus menjaga kesejahteraan para bawahannya
Berdasar penulis
Utsmaniyah abad kelima belas, Osman termasuk keturunan suku Kayı yang merupakan
cabang Oghuz Turk dan ini menjadi silsilah resmi Utsmaniyah. Meskipun begitu,
permasalahan ini tidak pernah muncul di awal silsilah Utsmaniyah.
Osman menikah dengan putri dari Syaikh
Edebali. Selain itu, dia juga menikah dengan wanita yang merupakan anak dari
adipati Anatolia, Ömer Bey. Sebagian juga menyatakan bahwa wanita ini adalah
anak dari Ömer Abdülaziz Bey, seorang wazir (menteri) pada
masa Kesultanan Seljuk. Nama-nama istri Osman ini terkadang saling tertukar
dengan identitas istrinya yang lain. Beberapa nama-nama yang disebut sebagai
istri Osman:
· Rabia
Hatun
· Bala
Hatun. Ada kemungkinan bahwa Bala adalah orang yang sama dengan Rabia
· Mal
atau Malhun Hatun
Putra
· Alaeddin
Bey, wazir agung Utsmaniyah pertama
· Orhan Bey, pemimpin
Utsmaniyah kedua
· Çoban
Bey
· Melik
Bey
· Hamid
Bey
· Pazarlu
Bey
· Savji
Bey. Savji memiliki putra, Suleyman, yang menikah dengan putri Orhan, Hatice
Putri
· Fatma
Hatun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar